Allah ‘Azza wa Jalla berfirman menjelaskan seruan Nabi Nuh ‘alaihissalam kepada kaumnya,
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا، يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا، وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا
“Maka aku berkata (kepada mereka), ‘Mohonlah ampunan kepada Rabb kalian (karena) sesungguhnya Dia Maha Pengampun. Niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit atas kalian. Dan Dia akan melipatkangandakan harta dan anak-anak kalian, mengadakan kebun-kebun atas kalian, serta mengadakan sungai-sungai untuk kalian.” [Nûh: 10-12]
Ayat di atas menunujukkan bahwa istighfar adalah sebab turunnya rezeki dari langit, dilapangkannya harta dan keturunan, keberkahan pada karunia Allah kepada hamba, serta dibukakannya berbagai kebaikan untuk hamba sehingga terhadap masalah apapun yang dihadapi oleh seorang hamba, jalan keluar akan dihamparkan untuknya.
Al-Hâfizh Ibnu Hajar menyebut sebuah atsar dari Imam Al-Hasan Al-Bashry bahwa ada empat orang yang datang secara terpisah kepada beliau. Mereka mengeluh akan masa paceklik, kefakiran, kekeringan kebun, dan tidak mempunyai anak. Namun, terhadap semua keluhan tersebut, Imam Al-Hasan Al-Bashry hanya menjawab, “Beristighfarlah kepada Allah,” lalu membacakan ayat di atas. [Demikian makna kisah yang disebut dalam Fathul Bâry 11/98]
Nabi Hud ‘alaihissalam berkata kepada kaumnya, “Wahai kaumku, beristighfarlah kepada Rabb kalian lalu bertaubatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atas kalian dan menambahkan kekuatan kepada kekuatan kalian, serta janganlah kalian berpaling dengan berbuat dosa.” [Hûd: 52]
Perbanyaklah istighfar agar rahmat dan kebaikan Allah akan selalu datang berlimpah ruah. Allah berfirman, “Hendaklah kalian memohon ampunan kepada Allah agar kalian dirahmati.” [An-Naml: 46]