Allah Subhânahu wa Ta’âlâ berfirman,
فَوَيْلٌ لِلْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُمْ مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ أُولَئِكَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ
“Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk berdzikir (mengingat) Allah.Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.” [Az-Zumar: 22]
Dzikir kepada Allah adalah ibadah yang teragung sebagaimana firman Allah, “Dan sesungguhnya dzikir mengingat Allah adalah lebih besar.” [Al-‘Ankabût: 45]
Dalam Al-Qur’an, dzikir ditafsirkan dan digunakan dengan makna Al-Qur`an, Sunnah Rasulullah, dzikir dengan lisan, dzikir dengan hati, penghafalan, ketaatan dan balasan, shalat lima waktu, shalat Jum’at, shalat ‘Ashar, penjelasan, taurat, khabar, kemulian, Lauh Mahfuzh, pujian, dan Rasul. [Diringkas dari Al-Itqân karya As-Suyuthy]
Sungguh kesesatan yang sangat nyata bagi siapa yang meninggalkan dzikir kepada Allah.
Bahaya dan pengaruh jelek meninggalkan dzikir pada diri, keluarga, masyarakat dan negeri sangatlah banyak dalam uraian ayat-ayat dan hadits Rasulullahshallallâhu ‘alaihi wa sallam.
Allah juga mengingatkan, “Barangsiapa yang berpaling dari dzikir kepada Ar-Rahman (Allah Yang Maha Pemurah), kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya.” [Az-Zukhruf: 36]
Hiduplah dengan dzikir, berhiaslah dengan menyebut nama Allah, dan raihlah berbagai keindahan dalam mengingat Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.