Seorang penyair berkata:
"Saya mengenal kejelekan bukan untuk menjadi orang yang jelek, tapi untuk menghindari kejelekan tersebut."
Maka termasuk yang harus dikenali adalah penyakit hati agar dapat menghindarinya. Di antara penyakit hati yang sangat berbahaya adalah:
1. Hasad
A. Makna Hasad
Imam Ibnu Qudamah al-Maqdisiy rahimahullah menyebutkan bahwa apabila Allah memberikan nikmat kepada saudaramu lalu engkau bersikap:
أن تكره تلك النّعمة وتحبُّ زوالها, فهذا هو الحسد.
“Engkau membenci nikmat tersebut dan mengharapkan ia lenyap, maka itulah hasad.” (Mukhtashar Minhajul Qashidiin, hal. 233).
Syeikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’diy rahimahullah menyebutkan:
الحاسد: هو الذي يُحبُّ زوال النِّعمةِ عن المحسود فيسعی في زوالِها بما يقدرُ عليه من الأسباب.
“Orang yang hasad adalah orang yang suka apabila nikmat yang didapatkan oleh orang lain hilang darinya, maka dia berusaha semampu mungkin untuk menghilangkan nikmat tersebut dengan segala cara.” (Taisiir al-Kariim ar-Rahman, hal. 937).
Syeikh Utsaimin rahimahullah berkata:
الحاسد هو الذي يكره نعمة الله علی غيره.
“Orang yang hasad adalah orang yang benci apabila orang lain medapatkan nikmat Allah.” (Tafsir Juz Amma, hal 357).
B. Bahaya Hasad
1. Hasad merupakan dosa pertama yang terjadi di kalangan umat manusia, yaitu ketika salah satu anak Adam alaihissalam membunuh saudaranya.
2. Sifat hasad akan menghancurkan amalan kebaikan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِيَّاكُمْ وَالْحَسَدَ! فَإِنَّ الْحَسَدَ يَأْكُلُ الْحسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ.
“Sesungguhnya hasad itu akan memakan kebaikan-kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar.” (Diriwayatkan oleh Abu Daud, no. 4904, dan hadits ini ada kelemahan).
3. Yang menyebabkan Iblis mengalami apa yang dia alami (tersesat dan kekal di Neraka) adalah sifat hasad.
Disebutkan bahwa Iblis laknatullah pernah berkata kepada Nabi Nuh alaihissalam:
إياك والحسد! إنَّه صَيَّرني إلی هذه الحال.
“Jauhilah sifat hasad! Karena yang membuatku seperti ini adalah sifat hasad.” (Mukhtashar Minhajul Qashidiin, hal. 233).
2. Al-Kibr (Kesombongan)
A. Makna Sombong
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mendefinisikan sombong dalam hadits beliau:
اَلْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ.
Artinya:
“Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia.” (Diriwayatkan oleh Muslim, no. 91).
Maka dari hadits di atas dapat dipahami bahwa ukuran kesombongan ada dua:
1) Menolak kebenaran.
2) Merendahkan atau mermehkan orang lain.
B. Bahaya Kesombongan
1. Allah membenci orang yang menyombongkan diri.
Allah Subhanahu Wat’ala berfirman:
إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْتَكْبِرِيْنَ.
Artinya:
“Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang menyombongkan diri.” (Surah an-Nahl, ayat 23).
2. Rasulullah shallalahu ‘alaihi wasallam mengancam bahwa orang yang menyombongkan diri tidak akan masuk Surga.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِيْ قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ.
Artinya:
“Tidak akan masuk Surga orang yang ada dalam hatinya kesombongan walaupun sebesar zarrah (semut kecil).” (Diriwayatkan oleh Muslim, no. 91).
3. Kesombongan merupakan dosa pertama yang dilakukan oleh makhluk Allah yaitu Iblis.
Oleh karena itu, Sufyan bin Uyainah rahimahullah berkata: “Apabila seorang bermaksiat karena kesombongannya, maka dikhawatirkan sulit bertaubat sebagaimana Iblis yang bermaksiat kepada Allah karena kesombongannya.”
Wallahu a’lam.
20 Jumadil Akhir 1443 H/23 Januari 2022 M.
Abu Amatillah Anshari.