Allah Subhânahu wa Ta’âlâ berfirman,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Wahai sekalian manusia, sembahlah Rabb kalian yang telah menciptakan kalian dan orang-orang yang sebelum kalian, agar kalian bertakwa.” [Al-Baqarah: 21]
Ayat ini adalah perintah pertama dalam Al-Qur`an, menunjukkan bahwa hal yang terwajib terhadap setiap muslim dan muslimah adalah beribadah hanya kepada Allah semata, tiada serikat baginya.
Allah juga memerintah untuk memulai dengan mempelajari memurnikan ibadah sebelum beramal, sebagaimana dalam firman-Nya, “Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah ‘sembahan’ (yang berhak diibadahi) kecuali Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan.” [Muhammad: 19]
Dari Ibnu ‘Abbâs, (beliau berkata), “Tatkala mengutus Mu’âdz ke Yaman, Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadanya, ‘Sungguh, engkau akan mendatangi kaum Ahli Kitab maka hendaklah dakwah yang kamu sampaikan pertama kali kepada mereka ialah syahadat Lâ Ilâha Illallâh -dalam riwayat lain disebutkan, ‘(Ialah) supaya mereka menauhidkan Allah.’– Jika mereka mematuhimu dalam hal itu, sampaikanlah kepada mereka bahwa Allah mewajibkan shalat lima waktu sehari semalam kepada mereka. Jika mereka telah mematuhimu dalam hal itu, sampaikanlah kepada mereka bahwa Allah mewajibkan zakat kepada mereka yang diambil dari orang-orang kaya di antara mereka untuk diberikan kepada orang-orang fakir di antara mereka. Jika mereka telah mematuhi dalam hal itu, jauhkanlah dirimu dari harta terbaik mereka, dan jagalah dirimu terhadap doa orang yang terzhalimi karena sesungguhnya tiada suatu tabir penghalang pun antara doanya dengan Allah.’.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhâry dan Muslim]
Sangat mengherankan orang yang sibuk beramal, namun tidak memperhatikan syarat keabsahan amalan, yaitu pemurnian ibadah dari segala bentuk kesyirikan.
Mulailah perbaikan pada diri, keluarga, dan umat dengan hal yang terwajib.