Akhlaq merupakan salah satu perkara yang dibawa dan didakwahkan oleh Rasulullah –Shallallahu alaihi wa sallam– di tengah umatnya.
Akhlak banyak memberikan pengaruh kepada kaum musyrikin sampai banyak diantara mereka yang masuk Islam karena melihat akhlaq Sang Nabi Pembawa Rahmat, Muhammad –Shallallahu alaihi wa sallam-.
Masyarakat Quraisy jahiliah adalah masyarakat yang menyembah makhluk, namun masih memiliki akhlaq yang karimah (mulia) yang mereka warisi dari orang-orang sholih sebelumnya.
Akhlaq yang mereka pelihara dahulu, seperti: menjaga malu, amanah, melayani para tamu, menjamu para jama’ah haji, menyambung silaturahmi, bersedekah, dan lainnya.
Ketika Nabi –Shallallahu alaihi wa sallam– datang menyelamatkan mereka dari kubang kesyirikan, dan dari sebagian penyimpangan akhlak, maka Nabi –Shallallahu alaihi wa sallam– membawa risalah Islam berupa Al-Qur’an dan Sunnah yang berisi akhlak yang amat sempurna lagi terpuji.
Dahulu akhlak hanya dalam batasan sempit, Rasulullah –Shallallahu alaihi wa sallam– memperluas cakupannya, sehingga mencakup akhlaq kepada Allah -Azza wa Jalla- dan akhlak kepada makhluk.
Inilah yang disinyalir oleh Nabi –Shallallahu ‘alaihi wa sallam– dalam sabdanya,
إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ اْلأَخْلاَقِ
“Aku hanyalah diutus untuk menyempurnakan makarimul akhlaq (akhlaq-akhlaq yang mulia)”. [HR. Al-Bukhoriy dalam Al-Adab Al-Mufrod (273), Ahmad dalam Al-Musnad (2/381/no. 8939), Al-Baihaqiy dalam As-Sunan Al-Kubro (10/191/no. 20571), Al-Hakim dalam Al-Mustadrok alaa Ash Shohihain (4221). Hadits ini di-shohih-kan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Shohih Al-Jami’ (2349)]
Penampilan seorang manusia ada dua macam :
(1) penampilan lahiriah dan
(2) penampilan batin.
Penampilan lahiriah, seperti : ganteng, jelek, hitam, putih, buta, melihat, dan lainnya.
Penampilan batin, misalnya : malu, berani, pemurah, dermawan, suka membantu, suka melayani hajat orang lain tanpa pamrih, menyambung silaturahim.
Penampilan batin inilah yang biasa disebut “AKHLAQ”.
Jadi, akhlaq adalah penampilan batin yang dimiliki oleh seorang hamba dalam bermuamalah dengan yang lain. Akhlaq biasa disebut dengan istilah “adab”, atau “suluk”.
Al-Imam Jamaluddin Al-Qosimiy –rahimahullah– menjelaskan bahwa jika dari penampilan batin itu muncul perbuatan-perbuatan yang baik menurut akal dan syari’at, maka penampilan itu disebut dengan “akhlaq hasanah” (akhlaq yang baik) atau “akhlaq karimah” (akhlaq yang mulia). [Lihat Jawami’ Al-Adab fi Akhlaq Al-Anjaab (hal. 138) yang dicetak dalam sebuah album kitab yang berjudul “Rosa’il fil Akhlaq”, cet. Dar Al-Bashiroh, Mesir]
Allah -Ta’ala- dan Nabi –Shallallahu ‘alaihi wa sallam– ketika memuji akhlaq di dalam Al-Qur’an dan hadits, maka yang dimaksud ialah AKHLAQ KARIMAH.
Diantara keutamaan akhlaq yang disebutkan oleh Rasulullah –Shallallahu alaihi wa sallam– :
- Akhlaq Karimah adalah Amalan Penduduk Surga
Kebaikan akhlaq seseorang merupakan sebab ia dimasukkan ke dalam surga yang penuh dengan kenikmatan. Abu Hurairah –radhiyallahu anhu– berkata,
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ -رَضِيَ اللهُ عَنْهُ- قَالَ: سُئِلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ الْجَنَّةَ ؟ فَقَالَ: تَقْوَى اللهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ
“Telah ditanya Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- tentang kebanyakan sesuatu yang memasukkan manusia ke dalam surga? Maka beliau bersabda, “Ketaqwaan kepada Allah -Ta’ala-, dan kebaikan akhlaq”. [HR. At-Tirmidziy dalam Sunan-nya (2004), dan Ibnu Majah dalam Sunan-nya (4246). Hadits ini di-hasan-kan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Shohih At-Targhib (no. 1723)]
Al-Imam Ath-Thibiy –rahimahullah– berkata,
“Kebaikan akhlaq merupakan isyarat kepada baiknya muamalah (pergaulan) dengan makhluk. Kedua perkara ini (taqwa dan kebaikan akhlaq) merupakan dua sebab masuk surga”. [Lihat Tuhfah Al-Ahwadziy (6/132)]
- Akhlaq yang Baik adalah Sebab yang Mendatangkan Cinta Allah Kepada Seorang Hamba.
Seorang yang ingin dicintai oleh Allah, harus berusaha memperbaiki akhlaqnya.
Sebab semakin seorang berakhlaq, maka berarti hati seorang hamba semakin baik, dan dekat kepada Allah -Ta’ala-.
Oleh karena itu, Nabi –shallallahu alaihi wa sallam– bersabda,
أَحَبُّ عِبَادِاللهِ إِلَى اللهِ أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا
“Hamba yang paling dicintai oleh Allah adalah orang yang paling baik akhlaqnya diantara mereka”. [HR. Ath-Thobroniy dalam Al-Ausath (471). Di-shohih-kan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Ash-Shohihah (no. 432)]
- Akhlaq yang Karimah adalah sebab Rasulullah –shallallahu alaihi wa sallam– Mencintai Seseorang
Jika akhlaq seseorang baik, maka ia bukan hanya dicintai Allah, bahkan juga akan dicintai oleh Rasulullah –shallallahu alaihi wa sallam-, dan menjadi orang yang terdekat kepada beliau.
Nabi –shallallahu alaihi wa sallam– bersabda,
إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرِبِكُمْ مِنِّيْ مَجْلِسًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَحَاسِنُكُمْ أَخْلاَقًا
“Sesungguhnya orang yang paling aku cintai diantara kalian dan paling dekat tempatnya kepadaku di hari kiamat adalah orang yang bagus akhlaqnya”. [HR. At-Tirmidziy dalam Sunan-nya (2018). Hadits ini di-shohih-kan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Ash-Shohihah (no. 791)]
Jadi, seorang yang ingin dekat kepada Nabi Muhammad –shallallahu alaihi wa sallam-, maka harus berusaha memperbaiki akhlaqnya.
- Akhlaq yang Karimah adalah Sesuatu yang Paling Berat Timbangannya pada Hari Kiamat
Akhlak karimah adalah bagian dari amal sholeh yang dikerjakan oleh seorang hamba.
Akhlaq yang karimah akan diberikan balasan yang banyak oleh Allah -Ta’ala-, karena ia terpancar dari keimanan yang kuat.
Nabi Muhammad –shallallahu alaihi wa sallam– mengabarkan hal itu dalam sabdanya,
مَا مِنْ شيْءٍ فِي الْمِيْزَانِ أَثْقَلُ مِنْ حُسْنِ الْخُلُقِ
“Tidak ada sesuatu dalam mizan (timbangan) yang lebih berat daripada akhlaq yang baik”. [HR. Abu Dawud dalam Sunan-nya (no. 4799). Hadits ini di-shohih-kan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Ash-Shohihah (no. 876)]
Jadi, akhlaq yang baik akan mendapatkan balasan yang banyak bagi orang yang berhias diri dengan akhlaq karimah.
Faedah :
Di dalam hadits ini terdapat dalil yang menetapkan aqidah ahlus Sunnah bahwa mizan (timbangan) adalah sesuatu yang memiliki hakikat dan bentuk.
Al-Allamah Syaikh Mar’iy Al-Karmiy –rahimahullah– berkata, “Aqidah yang benar di sisi Ahlus Sunnah wal Jama’ah bahwa yang dimaksud dengan “mizan” (timbangan) adalah mizan yang hakiki sebagaimana akan datang (penjelasannya)”. [Lihat Tahqiq Al-Burhan fi Itsbat Haqiqoh Al-Mizan (hal. 24)]
Pengingkaran terhadap keberadaan mizan merupakan aqidah sekte sesat Jahmiyyah, Qodariyyah, suatu kaum dari kalangan pendahulu sekte sesat Mu’tazilah yang biasa digelari dengan sekte “Al-Wazniyyah”.
- Akhlaq Karimah melipatgandakan pahala, dan balasan kebaikan.
Seseorang yang memiliki akhlaq karimah akan mendapatkan keutamaan yang banyak di sisi Allah -Ta’ala- .
Diantara keutamaan itu, Allah akan melipatgandakan pahalanya, sehingga ia bisa mengejar derajat orang yang suka mengerjakan sholat malam, dan suka berpuasa di siang hari.
Nabi –shallallahu alaihi wa sallam– bersabda,
إِنَّ الرَّجُلَ لَيُدْرِكُ بِحُسْنِ خُلُقِهِ دَرَجَاتِ قَائِمِ اللَّيْلِ صَّائِمِ النَّهَارِ
“Sesungguhnya seseorang -dengan kebaikan akhlaqnya- dapat mengejar derajat orang yang mengerjakan sholat malam, dan puasa di siang hari”. [HR. Abu Dawud dalam Sunan-nya (4798). Di-shohih-kan oleh Al-Albaniy dalam Ash-Shohihah (795)]
Ulama Negeri India, Al-Imam Syamsul Haqq Al-Azhim Abadi –rahimahullah– berkata,
“Pemilik akhlak yang baik hanyalah diberi keutamaan agung seperti ini, karena orang yang berpuasa dan yang sholat malam, keduanya menghadapi jiwanya dalam menyelisihi hawa nafsunya. Adapun orang yang baik akhlaknya kepada manusia –di samping adanya perbedaan tabiat dan akhlak mereka-, maka ia seakan-akan menghadapi jiwa yang banyak. Lantaran itu, ia meraih sesuatu yang diraih oleh orang yang berpuasa lagi melaksanakan sholat malam. Jadi, keduanya sama derajatnya, bahkan boleh jadi orang yang baik akhlaqnya melebihinya”.[Lihat Aunul Ma’bud (10/320)]
- Akhlak Karimah adalah sebaik-sebaik Amalan Para Hamba
Akhlak Karimah merupakan bekal yang terbaik, dan amalan yang tidak ada tandingannya di hadapan Allah –Azza wa Jalla-.
Nabi –shallallahu alaihi wa sallam– bersabda,
“Wahai Abu Dzarr, tidakkah engkau mau aku tunjukkan kepadamu tentang dua sifat, keduanya lebih ringan di punggung, dan lebih berat di Mizan (timbangan)”.
Abu Dzarr berkata, “Aku mau, wahai Rasulullah”.
Beliau bersabda,
عَلَيْكَ بِحُسْنِ الْخُلُقِ وَطُوْلِ الصَّمْتِ, فَوَالَّذِيْ نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ, مَا عَمَلُ الْخَلاَئِقِ بِمِثْلِهِمَا
“Lazimilah akhlak yang baik, dan diam yang panjang. Demi Allah Yang jiwa Muhammad ada di Tangan-Nya, tidaklah ada amalan para makhluk yang menandingi keduanya”. [HR. Ibnu Abid Dunya dalam Kitab Ash-Shomti (112 & 554). Di-hasan-kan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Ash-Shohihah (1938)]
Jadi, seorang yang ingin mendapatkan kebaikan yang tiada tandingannya, maka hendaknya ia melazimi kedua hal itu :
* akhlak yang baik, dan
* diam yang panjang (banyak diam).
Semua ini tak mungkin akan terjadi, kecuali karena kuatnya pengaruh iman yang bercokol dalam jiwa.
- Akhlak Karimah Menambah Umur, dan Memperbaiki Negeri
Jika seorang ingin dipanjangkan umurnya, dan diperbaiki negerinya oleh Allah -Ta’ala- , maka hendaknya seorang memperbaiki akhlaknya.
Nabi –shallallahu alaihi wa sallam– bersabda,
وَصِلَةُ الرَّحِمِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ وَحُسْنُ الْجِوَارِ يَعْمُرَانِ الدِّيَارَ وَيَزِيدَانِ فِي الْأَعْمَارِ
“Silaturahim, akhlak yang baik dan pertetanggaan yang baik akan memperbaiki negeri, dan menambah umur”. [HR. Ahmad dalam Al-Musnad (6/159). Hadits ini di-shohih-kan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Ash-Shohihah (no. 519)]
Seorang yang baik akhlaknya, negerinya akan diperbaiki, dan umurnya akan ditambah oleh Allah -Ta’ala-.
Karena dengan kebaikan akhlak, orang akan mencintai kita, membantu kita, dan mendo’akan kebaikan bagi kita.
Semoga Allah –Azza wa Jalla– menjadikan kita sebagai orang-orang yang berakhlaq baik kepada Allah dan makhluk-Nya sehingga kita tercatat di sisi-Nya sebagai hamba-hamba yang bertaqwa dan berakhlaq karimah; hamba yang mendapatkan derajat yang tinggi di sisi-Nya, dan dikumpulkan bersama Nabi –Shollallahu alaihi wa sallam– dan orang-orang sholih.
—————————————————————————–
- Sumber artikel: https://abufaizah75.blogspot.com/