Menyembelih hewan qurban adalah sebuah ibadah yang agung balasannya di sisi Allah –ta’ala-.
Setiap tahun ibadah ini dilestarikan oleh kaum muslimin secara turun-temurun.
Namun tentu saja ada sisi-sisi yang samar dari ibadah qurban ini, seperti sebagian orang bertanya bahwa haruskah menyembelih qurban di hari lebaran (Idul Adh-ha) saja?
Waktu menyembelih hewan qurban adalah setelah selesainya Sholat Idul Adh-ha pada tanggal 10 Dzulhijjah sampai matahari tenggelam pada tanggal 13 Dzulhijjah, yaitu di akhir hari-hari Tasyriq.
Jadi, Hari Raya Idul Qurban (10 Dzulhijjah) adalah hari disyariatkan untuk memulai penyembelihan, dan itu adalah waktu yang paling utama dalam penyembelihan, sebab hari itu adalah hari yang termulia di sisi Allah –azza wa jalla-.
Demikian pula, hari-hari Tasyriq (11-13 Dzulhijjah), juga merupakan 3 hari penyembelihan.
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albaniy –rahimahullah- berkata,
مناسك الحج والعمرة (ص: 34)
ووقت الذبح أربعة أيام العيد يوم النحر وهو يوم الحج الأكبر وثلاثة أيام التشريق
“Waktu penyembelihan adalah 4 hari-hari id : Hari Penyembelihan (Hari Idul Adh-ha), dan itulah Hari Haji Akbar, dan 3 hari Tasyriq.”
“وأول وقتها بعد صلاة العيد،…فمن ذبح قبل الصلاة فشاته شاة لحم، وليست بأضحية ويجب عليه ذبح بدلها على صفتها بعد الصلاة…وينتهي وقت الأضحية بغروب الشمس من آخر يوم من أيام التشريق، وهو اليوم الثالث عشر من ذي الحجة، فيكون الذبح في أربعة أيام: يوم العيد، واليوم الحادي عشر، واليوم الثاني عشر، واليوم الثالث عشر. وثلاث ليال: ليلة الحادي عشر، وليلة الثاني عشر، وليلة الثالث عشر.” اهـ من أحكام الأضحية والذكاة (2/ 225_226)
“Awal penyembelihannya adalah setelah sholat id…
Siapa yang menyembelihnya sebelum sholat id, maka kambingnya (yakni, sembelihannya) hanyalah kambing daging (yakni, menjadi lauk-pauk saja), bukan sembelihan qurban. Wajib baginya untuk menyembelih gantinya sesuai sifatnya setelah sholat id…
Waktu penyembelihan berakhir dengan tenggelamnya matahari pada hari yang paling akhir dari hari-hari Tasyriq, yaitu : hari ke-13 dari Bulan Dzulhijjah.
Jadi, penyembelihan itu adalah empat hari : Hari Idul Adh-ha, hari ke11, hari ke-12, dan hari ke 13 (dari Bulan Dzulhijjah).” [Lihat Ahkam Al-Udh-hiyah wa Adz-Dzakaah (2/225-226), cet. Dar Ats-Tsiqoh, Makkah, 1422 H]
Apa yang dijelaskan oleh dua orang ulama kita ini, tentunya di dasari oleh dalil yang shohih.
Nabi –shollallohu alaihi wa sallam- bersabda pada Hari Idul Adh-ha,
من كان ذبح قبل الصلاة فليعد ذبحته
“Barangsiapa yang menyembelih sebelum sholat, maka hendaknya ia mengulangi sembelihannya.” [HR. Al-Bazzar sebagaimana dalam Kasyf Al-Astar (1205), dan dinilai shohih oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Ash-Shohihah (2707)]
Di dalam lain, Nabi –shollallohu alaihi wa sallam- bersabda,
“كل أيام التشريق ذبح”
“Seluruh hari-hari Tasyriq adalah (hari-hari) penyembelihan.” [HR. Ahmad dalam Al-Musnad (4/82), dan lainnya. Hadits ini dinyatakan shohih oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Shohih Al-Mawarid Azh-Zhom’an (835)]
Dari dua hadits ini, para ulama menyimpulkan bahwa waktu pemyembelihan adalah pada Hari Lebaran Idul Adh-ha (10 Dzulhijjah) selepas pelaksaan sholat id, dan juga pada hari-hari Tasyriq (mulai 11 sampai 13 Dzulhijjah).