- Seorang penyair berkata:
عرفت الشر لا للشر ولكن لتوقيه #
ومن لم يعرف الشر من الخير يقع فيه.
Aku mengenal kejelekan bukan untuk melakukannya tapi untuk berhati-hati darinya …. Siapa yang tidak mampu membedakan kejelekan dari kebaikan maka dia akan terjerumus di dalamnya.
Seorang mengenal kebaikan untuk mengikuti kebaikan tersebut, namun sebaliknya seorang mengenal keburukan untuk berhati-hati darinya dan menjauhinya.
Dalam kesempatan ini, kami akan menyebutkan beberapa penyakit hati yang banyak menimpa manusia, di antaranya:
Riya’
Pengertian Riya
Riya adalah:
إِظهارُ العبادةِ لقصدِ رؤيةِ النّاسِ لها فيحمدُنَه عليها.
“Menampakkan ibdah dengan maksud agar dilihat oleh manusia sehingga mereka memujinya dengan ibadah tersebut.” (Dr. Shalih bin Fauzan hafizhahullah, al-Mulakhkhash fii Syarh Kitab Tauhid, hal. 45).
Sifat riya’ merupakan salah satu sifat yang paling dikhawatirkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kepada para sahabat. Sebagaiamana dalam hadits:
أَخْوَفُ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمْ الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ. فَسُئِلَ عَنْهُ, فَقَالَ: الرِّيَاءُ.
“Yang paling aku khawatirkan terhadap kalian adalah syirik kecil. Maka beliau ditanya (tentang apa itu syirik kecil), beliau menjawab: “Riya’.” (Diriwayatkan oleh Ahmad dan ath-Thabraaniy).
Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengkhawatirkan penyakit ini menimpa orang-orang shaleh, generasi terbaik dari umat ini, yang mendaptkan pendidikan langsung dari Nabi shallaallahu ‘alaihi wasallam. Maka orang-orang selain mereka yang berada jauh di bawah mereka tentunya lebih dikhawatirkan lagi.
Kiat Agar Terhindar Dari Riya
- Berdoa kepada Allah Subhanahu Wata’ala.
Umar bin al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu berdoa:
اللَّهُمَّ اجْعَلْ عَمَلِى كلَّهُ صَالحِاً وَاجْعَلْهُ لِوَجْهِكَ خَالِصاً وَلاَ تَجْعَلْ لِأَحَدٍ فِيْهِ شَيْئاً.
“Ya Allah, jadikanlah seluruh amalku sebagai amal shalih/baik dan jadikanlah amalanku hanya murni untuk wajah-Mu dan janganlah jadikan dalam amalku sedikitpun untuk seorang makhluk).
- Menyembunyikan amalan-amalan kebaikan.
- Menyamakan antara pujian dan celaan.
- Mengetahui bahwa yang memberi balasan bukanlah makhluk, akan tetapi Allah Subhanahu Wata’ala.
- Mengetahui bahaya riya.
Hasad
Di antara penyakit hati yang sangat berbahaya adalah hasad.
Makna Hasad
Imam Ibnu Qudamah al-Maqdisiy rahimahullah menyebutkan bahwa apabila Allah memberikan nikmat kepada saudaramu lalu engkau bersikap:
أن تكره تلك النّعمة وتحبُّ زوالها, فهذا هو الحسد.
“Engkau membenci nikmat tersebut dan mengharapkan ia lenyap, maka itulah hasad.” (Mukhtashar Mihajul Qashidiin, hal. 233).
Syeikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’diy rahimahullah menyebutkan:
الحاسد: هو الذي يُحبُّ زوال النِّعمةِ عن المحسود فيسعی في زوالِها بما يقدرُ عليه من الأسباب.
“Orang yang hasad adalah orang yang suka apabila nikmat yang didapatkan oleh orang lain hilang darinya, maka dia berusaha semampu mungkin untuk menghilangkan nikmat tersebut dengan segala cara.” (Taisiir al-Kariim ar-Rahman, hal. 937).
Syeikh Utsaimin rahimahullah berkata:
الحاسد هو الذي يكره نعمة الله علی غيره.
“Orang yang hasad adalah orang yang benci apabila orang lain medapatkan nikmat Allah.” (Tafsir Juz Amma, hal 357).
Bahaya Hasad
Hasad merupakan dosa pertama yang terjadi di kalangan umat manusia, yaitu ketika salah satu anak Adam alaihissalam membunuh saudaranya.
Sifat hasad akan menghancurkan amalan kebaikan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِيَّاكُمْ وَالْحَسَدَ! فَإِنَّ الْحَسَدَ يَأْكُلُ الْحسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ.
“Sesungguhnya hasad itu akan memakan kebaikan-kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar.” (Diriwayatkan oleh Abu Daud, no. 4904, dan hadits ini ada kelemahan).
Yang menyebabkan Iblis mengalami apa yang dia alami (tersesat dan kekal di Neraka) adalah sifat hasad.
Disebutkan bahwa Iblis laknatullah pernah berkata kepada Nabi Nuh alaihissalam:
إياك والحسد! إنَّه صَيَّرني إلی هذه الحال.
“Jauhilah sifat hasad! Karena yang membuatku seperti ini adalah sifat hasad.” (Mukhtashar Mihajul Qashidiin, hal. 233).
Kiat Untuk Menghindari Hasad
- Banyak bersyukur kepada Allah dan selalu memiliki sifat qana’ah.
Bersyukur kepada Allah dengan lisan, dengan hati, dan dengan anggota tubuh.
Demikian juga selalu merasa cukup dengan nikmat Allah, dan ini merupakan lambang keberuntungan. Dari sahabat Abdullah bin Amr bin Ash radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ أَسْلَمَ وَرُزِقَ كَفَافًا وَقَنَّعَهُ اللهُ بِمَا آتَاهُ.
Artinya:
“Sungguh beruntung seorangyang masuk Islam, dan diberi rezeki yang cukup, dan Allah memberi sifat qana’ah dengan rezeki yang diberikan kepadanya.” (Diriwayatkan oleh Muslim, no. 1054).
Sifat qana’ah merupakan sifat yang sangat mulia, karena sifat ini menunjukkan keridhaan terhadap segala ketentuan dan takdir Allah Subhanahu Wata’ala.
- Memperkuat keimanan kepada takdir.
Karena segala sesuatu sudah ditakdirkan oleh Allah Subhanahu Wata’ala, dan tidak ada yang mampu menolak takdir-Nya.
Ibnu Sirin rahimahullah berkata:
ما حسدتُ أحدا علی شيء من أمر الدنيا، لأنّه إن كان من أهل الجنّة، فكيف أحسدُه علی شيء من أمر الدنيا وهو يصير إلی الجنة، وإن كان من أهل النّار فكيف أحسده من أمر الدّنيا وهو يصير إلی النّار.
Saya tidak hasad pernah hasad kepada seseorang dalam urusan dunia, karena apabila dia termasuk penduduk surga maka, bagaimana aku hasad terhadapnya dalam urusan-urusan dunia, sementara dia masuk surga. Dan apabila dia termasuk penghuni neraka, maka bagaimana aku hasad kepadanya dalam urusan dunia, sementara dia masuk neraka.” (Mukhtashar Mihaajul Qashidiin, hal. 233)
Al-Kibr (Kesombongan)
Makna Sombong
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mendefinisikan sombong dalam hadits beliau:
اَلْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ.
Artinya:
“Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia.” (Diriwayatkan oleh Muslim, no. 91).
Maka dari hadits di atas dapat dipahami bahwa ukuran kesombongan ada dua:
1) Menolak kebenaran.
2) Merendahkan atau mermehkan orang lain.
Bahaya Kesombongan
Allah membenci orang yang menyombongkan diri.
Allah Subhanahu Wat’ala berfirman:
إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْتَكْبِرِيْنَ.
Artinya:
“Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang menyombongkan diri.” (Surah an-Nahl, ayat 23).
Rasulullah shallalahu ‘alaihi wasallam mengancam bahwa orang yang menyombongkan diri tidak akan masuk Surga.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِيْ قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ.
Artinya:
“Tidak akan masuk Surga orang yang ada dalam hatinya kesombongan walaupun sebesar zarrah (semut kecil).” (Diriwayatkan oleh Muslim, no. 91).
Kesombongan merupakan dosa pertama yang dilakukan oleh makhluk Allah yaitu Iblis.
Sufyan bin Uyainah rahimahullah berkata:
من كانت معصيتُهُ في شهوتِه، فارجُ له التّوبة، فإنَّ آدَمَ عليه السلام عصیٰ مُشتَهِيًا فغفر له، فإذا كانت معصيتُه من كِبْر، فاخشَ عليه اللعنة، فإنَّ إبليس عصیٰ مستكبرًا فلُعِنَ.
“Apabila seorang bermaksiat karena kesombongannya, maka dikhawatirkan sulit bertaubat sebagaiaman Iblis yang bermaksiat kepada Allah karena kesombongannya.”
Sebab-Sebab Munculnya Kesombongan:
- Merasa lebih dari yang lainnya. Entah itu merasa lebih dari sisi ilmunya, atau dari sisi nasabnya, atau dari sisi pangkat dan jabatannya, atau dari sisi hartanya, dan lain sebagainya.
Allah Subhanahu Wata’ala berfirman tentang Iblis:
قَالَ مَنَعَكَ أَلَّا تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ ۗ قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ ۚ خَلَقْتَنِيْ مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِيْنٍ.
Artinya:
” (Allah) berfirman, ‘apakah yang menghalangimu (sehingga) kamu tidak bersujud kepada adam ketika aku menyuruhmau?’ (Iblis) menjawab, ‘Aku lebih baik daripada dia. Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia engkau ciptakan dari tanah.” (Surah al-A’raaf, ayat 12).
Ujub
Bahaya Ujub Terhadap Diri
Syeikh Nashir as-Sa’diy rahimahullah berkata:
فالعجبُ بالنّفسِ يحملُ على التّكبّرِ على الخلقِ, واحتقارِهم والاستهزاءِ بهم, وتنقيصهم بقولِه وفعلِه.
“Ujub pada diri sendiri akan menyebabkan takabbur pada sesama manusia, menghinakan dan mengolok-olok mereka, serta melecehkan mereka, baik dengan ucapan maupun perbuata.” (Bahjatu Quluubil Abraar, hal. 193).
Dampak Negatif Sifat Ujub
- Dampak Negatif Ujub Kepada Makhluk.
Sifat ujub akan menyeret kepada sifat kesombongan, dan kesombongan melahirkan banyak keburukan.
- Ujub kepada Allah, yaitu merasa bahwa ibadahnya sudah banyak dan besar, maka dia merasa berjasa kepada Allah Subhanahu Wata’ala atas apa yang dilakukannya, dan dia lupa akan nikmat Allah, dia tidak melihat sisi-sisi negatif ujub yang akan merusak amalannya sendiri.
- Orang yang cerdas
Orang yang cerdas adalah orang yang senantiasa memeriksa dan khawatir akan amalannya tidak diterima, bukan orang yang merasa puas dan kagum terhadap amalannya.
Terapi Penyakit Ujub
Sebagaimana telah disebutkan bahwa penyakit ujub merupakan penyakit hati yang sangat berbahaya. Oleh karena itu, seorang muslimah hendaknya berusaha untuk menjauhinya dan menerapinya, dan di antara terapi penyakit ujub adalah:
- Selalu mengingat Allah Subhanahu Wata’ala dengan menyadari bahwa apa saja yang diberikan oleh Allah Wata’ala, baik berupa ilmu, harta kekayaan, kekuatan, keperkasaan, atau kemuliaan hari ini bisa saja dicabut oleh Allah Subhanahu Wata’ala keesokan harinya jika Allah Subhanahu Wata’ala menghendaki-Nya.
- Menyadari bahwa ketaatan seorang hamba kepada Rabb-nya sebanyak apapun tidak akan mampu menyamai sebagian kecil dari nikmat Allah Subhanahu Wata’ala kepadanya.
- Menyadari bahwa karunia Allah Subhanhu Wata’ala tidak dapat diimbangi degan apapun.
(Dirngkas dari Kitab Mihajul Muslim, hal. 157).
Demikianlah beberapa penyakit hati yang dapat kami uraikan semoga ada manfaatnya dan semoa Allah Subhanahu Wata’ala menyelamatkan kita darinya.
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله واصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين. والحمد لله رب العالمين.
—————-
Tobadak, Mamuju Tengah, 26 Syawwal 1443H/27 Mei 2022M.