Bagikan...

Bergembiralah dengan Puasamu!

  • Oleh: Ustadz Dzulqarnain Muhammad Sunusi hafizhahullah

Dari Abu Hurairah radhiyallâhu ‘anhu, Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرَ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِيْ وَأَنَا أَجْزِيْ بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِيْ وَلِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ. وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ

“Setiap amalan anak Adam, kebaikannya dilipat gandakan menjadi sepuluh sampai tujuh ratus kali lipat. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, ‘Kecuali puasa. Sesungguhnya, (amalan) itu adalah (khusus) bagi-Ku dan Aku yang akan memberikan pahalanya karena (orang yang berpuasa) meninggalkan syahwat dan makanannya karena Aku.’ Bagi orang yang berpuasa, ada dua kegembiraan: kegembiraan ketika dia berbuka puasa dan kegembiraan ketika dia berjumpa dengan Rabb-nya. Sesungguhnya, bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau kasturi.” (Diriwayatkan oleh Al-Bukhâry dan Muslim. Lafazh hadits adalah milik Imam Muslim)

 

Penjelasan

Dalam hadits di atas terdapat beberapa kaidah penghambaan kepada Allah,

Pertama, bergembira dengan keutamaan dan rahmat Allah, sebagaimana Firman Allah,

قُلْ بِفَضْلِ اللهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ.

“Katakanlah, ‘Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik daripada sesuatu yang mereka kumpulkan.’.” [Yûnus: 58]

Tidak diragukan bahwa berbagai keutamaan dan lahan ibadah di bulan Ramadhan adalah tergolong pada karunia dan rahmat Allah.

Kegembiraan dalam melakukan ibadah adalah salah satu sumber keindahan dan kesejukan ibadah dalam hati seorang hamba.

Kedua, menjaga keikhlasan dalam ibadah. Letak pahala dalam puasa ditentukan oleh keikhlasan sebagaimana yang akan dalam penjelasan, Insya Allah.

Ketiga, mengagungkan hal yang diagungkan oleh Allah, sebagaiman firman Allah,

ذَلِكَ وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوبِ

“Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa yang mengagungkan syiar-syiar Allah, sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.” [Al-Hajj: 32]

Renungilah tiga kaidah penghambaan tersebut, dan rasakanlah nikmat dan indahnya beribadah kepada Allah Jalla Jalaluhu.

Faidah Hadits

(1). Setiap amalan dilipatgandakan pahalanya.

(2). Pelipatgandaan pahala menjadi sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat sesuai dengan amalan hati yang menyertainya sebagaimana diterangkan dalam dalil-dalil yang lainnya.

(3). Pahala yang tiada batasannya untuk puasa.

(4). Kedudukan puasa yang sangat agung di sisi Allah ‘Azza wa Jalla.

(5). Keutamaan menjaga keikhlasan dalam berpuasa.

(6). Keharaman makan dan syahwat dalam berpuasa.

(7). Isyarat akan adanya berbagai kegembiraan orang yang berpuasa.

(8). Kegembiraan orang yang berpuasa ketika berbuka.

(9). Kegembiraan orang yang berpuasa ketika menghadap kepada Allah.

(10). Kedudukan bau mulut orang yang berpuasa di sisi Allah.