Bagikan...

Betulkah Islam sama dengan Kristen?!

[Menanggapi Tulisan Hanny Setiawan pada Situs merdeka.com]

  • Oleh: Ust. Abdul Qodir Abu Fa’izah, Lc. hafizhahullah

Kristenisasi terus berjalan di Bumi Nusantara, Indnesia Raya yang tercinta ini. Kristenisasi adalah sebuah gerakan terselebung yang dilakukan oleh kaum Kristen di berbagai belahan bumi dalam rangka mengajak manusia untuk masuk dan terpengaruh dengan ajaran Kristen (Nasrani). Gerakan ini muncul dalam skala nasional, internasional dengan melibatkan organisasi atau person-person yg bersatu dalam sebuah misi yang mereka sebut “Misi Kristenisasi”.

Umat Kristiani alias Kristen memakai berbagai metode dan jalur dalam mewujudkan misi ini. Mereka masuk dalam politik, sosial, budaya, pendidikan, seni, dan lainnya. Usaha ini disebarkan melalui berbagai media, seperti surat kabar, majalah, buletin, radio, televisi, internet (dengan berbagai fasilitasnya, mulai dari Situs, blog, Twitter, Facebook, Whats’app, Instagram dan lainnya), serta media-media lainnya.

Mereka juga giat menyebarkan misi ini melalui dunia tulis-menulis. Nah, salah satu diantara mereka yang giat dalam hal ini, seorang yang bernama “Hanny Setiawan” sebagaimana yang terlihat dalam beberapa artikel yang ia terbitkan di situs nasional ‘merdeka.com’.

 

Lihatlah salah satu buah dan tulisan tangannya di http://www.merdeka.com/ireporters/politik/perjalanan-rohani-idul-adha-seorang-nasrani.html.

Di dalam tulisan ini ia berusaha keras mencari bahan yang menjadi celah baginya dalam menyamakan antara Islam sebagai agama yang haq dan diakui di sisi Allah dengan agama batil buatan Paulus yang bernama “Kristen”.

Bukti kelicikannya, ia menarik benang merah dari sejarah Nabi Ibrahim, Nabi Ismail, dan Nabi Ishaq. Dari situ ia membuat asumsi batil bahwa antara Islam dan Kristen tidak memiliki perbedaan substansial (mendasar) dan hakiki. Sebab –menurutnya- Nabi Muhammad -Shallallahu alaihi wa sallam- dan Nabi Isa (Yesus dalam istilah mereka) adalah sama-sama berasal dari satu keturunan. Hanya bedanya, Nabi Muhammad -Shallallahu alaihi wa sallam- berasal dari Nabi Ismail bin Ibrahim, sedang Nabi Isa berasal dari Ishaq bin Ibrahim. Namun intinya –menurutnya- bahwa mereka berasal dari satu kakek yaitu Nabi Ibrahim –alaihish sholatu was salam-!!

Selanjutnya, ia menyusupkan sebuah misi bahwa kaum muslimin tidak sepantasnya menyalahkan dan mengafirkan kaum Kristen alias Nasrani, sebab kedua pembawa agama adalah satu keturunan.

Ini jelas adalah sebuah kerancuan berpikir yang kami akan luruskan –Insya Allah- dalam tulisan ini.

Tapi sekarang ada baiknya kita dengarkan ucapan Hanny Setiawan ini, lalu kita bantah inti syubhat dan kerancuan tersebut.

 Ia berkata dalam artikelnya yang berjudul “Perjalanan Rohani Idul Adha Seorang Nasrani”,

Kembali Ke Ibrahim, Solusi Kebangsaan” Mengapa?  Karena saya diingatkan kembali bahwa kedekatan sejarah yang begitu jelas antara Saudara/i muslim dan muslimah sering dikaburkan dengan berbagai hal yang sangat dangkal baik secara teologis, historis maupun secara kebangsaan.  Kadang lupa bahwa titik temu kita ada di rumah Ibrahim.   Ya di rumah Ibrahim, ada dua anak Ismael dan Ishak, di sinilah letak semua perbedaan sejarah terjadi.  Tapi subuh ini,  saya diingatkan kembali kebenaran historis bahwa baik Ismael atau Ishak keduanya memiliki BAPAK yang sama.  Mereka dari keluarga yang sama.   Dalam keluarga yang sama bukankah nilai-nilai kehidupan yang diajarkan pastinya sama.  Kalau Ismael beruntung karena mendapatkan keluarga teladan sepert artikel Pak Anies di atas, bukankah keturunan Ibrahim masih ada yang lain, yaitu Ishak?

Bukankah Alkitab saya mengatakan juga bahwa “…kamu juga adalah keturunan Abraham/Ibrahim dan berhak menerima janji Allah” (Gal 3:29)?”

 

Lanjut Hanny,

“Kalau kita adalah dari keturunan historis yang sama, bukankah kita masih ada hubungan darah?  Perbedaan yang ada, bukankah itu manusiawi sekali?  Bagi yang punya kakak dan adik dalam keluarga, ataupun punya anak-anak mengerti benar bahwa perbedaan diantara anak-anak, kakak dan adik tidak bisa dihindarkan, tapi HUBUNGAN darah yang disatukan oleh benih Bapak yang sama itulah yang seharusnya membuat kita satu keluarga”.

Para pembaca Buletin At-Tauhid yang budiman, anda telah melihat sebuah kesimpulan yang fatal dari seorang Nasrani yang bernama “Hanny Setiawan”.

Ia berusaha menyamakan antara Islam dan Kristen dengan menarik benang merah dari arah sejarah (histori). Sehingga dari situ, ia menggambarkan kepada manusia bahwa tidak ada bedanya antara ajaran Islam yang haq dengan ajaran batil yang bernama “Kristen”.

Asumsi ini amat batil bagi orang-orang yang mengerti Al-Qur’an dan Sunnah. Adapun orang yang jauh darinya, maka mata hatinya akan buta dan terseret oleh gelombang asumsi batil tersebut!!

Demi menghancurkan asumsi batil yang ditiupkan oleh Hanny Setiawan, si Penulis Nasrani itu, maka kami akan bantah ucapannya di atas dari berbagai sisi berikut:

Jawaban Pertama : Benar bahwa kedua nabi kita (Nabi Muhammad dan Nabi Isa –alaihimush sholatu was salam-) adalah satu garis keturunan.

Namun bukanlah hal itu menjadi keharusan bahwa ajaran batil Kristen buatan Paulus otomatis berubah menjadi haq (benar).

Karena, ajaran Kristen bukanlah ajaran Nabi Isa –alaihis salam-. Kristen adalah agama buatan Paulus setelah Injil diubah dan diselewengkan oleh Paulus.

Agama yang dibawa oleh Nabi Isa adalah agama Islam, dengan syariat yang sesuai dengan zamannya. Beliau bukanlah penggagas agama Kristen. Bahkan beliau adalah muslim, sebagaimana yang akan kami jelaskan, insya Allah.

Adapun pengakuan Paulus bahwa ia adalah pengikut Nabi Isa, maka kita katakan :

Berapa banyak manusia yang berasal dari keturunan atau pengikut para nabi, namun mereka melenceng dari ajaran nenek moyang mereka (yakni, para nabi tersebut).

Bukankah kaum Yahudi adalah keturunan dan pengikut Nabi Ishaq juga. Bukanhkah kafir Quraisy adalah keturunan Nabi Ibrahim dan menganggap diri mereka sebagai pengikut Nabi Ibrahim?! Bukankah kaum-kaum yang Allah binasakan sebelum kita adalah berasal dari keturunan Nabi Adam?!

Intinya, kedudukan seseorang sebagai keturunan atau pengikut seorang nabi tidaklah dapat menyucikan kesesatan, kekafiran dan keburukannya!!

Hal itu tidaklah dapat menyelamatkan seseorang jika ia melakukan dosa-dosa dan maksiat kepada Allah.

Dengarkan Allah berfirman menjelaskan keadaan anak Nabi Nuh –Shallallahu alaihi wa sallam– yang Allah tenggelamkan akibat kekafirannya,

وَهِيَ تَجْرِي بِهِمْ فِي مَوْجٍ كَالْجِبَالِ وَنَادَى نُوحٌ ابْنَهُ وَكَانَ فِي مَعْزِلٍ يَا بُنَيَّ ارْكَبْ مَعَنَا وَلاَ تَكُنْ مَعَ الْكَافِرِينَ (42) قَالَ سَآوِي إِلَى جَبَلٍ يَعْصِمُنِي مِنَ الْمَاءِ قَالَ لاَ عَاصِمَ الْيَوْمَ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ إِلاَّ مَنْ رَحِمَ وَحَالَ بَيْنَهُمَا الْمَوْجُ فَكَانَ مِنَ الْمُغْرَقِينَ (43) [هود : 42 ، 43]

“Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung. Dan Nuh memanggil anaknya, sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil: “Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir.” Anaknya menjawab: “Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!” Nuh berkata: “Tidak ada yang melindungi hari Ini dari azab Allah selain Allah (saja) yang Maha penyayang”. Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan“. (QS. Huud : 42-43)

Nabi Muhammad -Shallallahu alaihi wa sallam- jika memiliki anak yang durhaka, maka pasti Allah akan berikan hukuman. Oleh karena itu, beliau pernah mengingatkan mereka dan juga umatnya agar jangan tertipu dengan nasab (keturunan). Beliau -Shallallahu alaihi wa sallam- bersabda,

وَمَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ

“Barangsiapa yang dilambatkan oleh amalnya, maka nasabnya (garis keturunannya) tidak akan mempercepatnya”. [HR. Muslim dalam Shohih-nya (no. 2699)]

Al-Imam An-Nawawiy -rahimahullah- berkata,

“Maknanya: “Barangsiapa yang amalannya kurang, maka amalannya tidak akan menggolongkannya dalam tingkatan orang-orang yang memiliki amalan (yang banyak). Karena itu, sepantasnya ia tidak bertumpu pada kemuliaan nasab (garis keturunan) dan keutamaan nenek moyang, namun ia sendiri teledor dalam beramal”. [Lihat Al-Minhaj (17/22-23)]

Jika ukuran keselamatan di sisi Allah ada pada kemuliaan nasab nenek moyang kita, maka semua manusia pasti selamat dari siksa Allah. Sebab, semua manusia berasal dari keturunan Nabi yang mulia, Adam –alaihis salam-. Nah, tentunya tidak ada diantara manusia yang berakal sehat yang menyatakan demikian (yakni, selamatnya semua manusia), sampai pun Hanny Setiawan!!

Jawaban Kedua: Semua nabi dan rasul dari zaman Adam sampai Muhammad –Shallallahu alaihima wa sallam– berada di atas Islam yang menyeru kepada tauhid, ketaatan kepada Allah, dan memberantas kesyirikan atau kekafiran serta membenci pelakunya.

Agama Islam inilah yang diwasiatkan oleh Nabi Ibrahim dan Ya’qub (Isra’il) kepada anak cucunya, sebagaimana yang Allah abadikan dalam Al-Qur’an,

وَوَصَّى بِهَا إِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَا بَنِيَّ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَى لَكُمُ الدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ (132) أَمْ كُنْتُمْ شُهَدَاءَ إِذْ حَضَرَ يَعْقُوبَ الْمَوْتُ إِذْ قَالَ لِبَنِيهِ مَا تَعْبُدُونَ مِنْ بَعْدِي قَالُوا نَعْبُدُ إِلَهَكَ وَإِلَهَ آبَائِكَ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ إِلَهًا وَاحِدًا وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ (133) [البقرة : 132 ، 133]

“Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub (berkata): “Hai anak-anakku, sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagi kalian. Karenanya, janganlah kalian mati, kecuali dalam keadaan kalian memeluk agama Islam“. Adakah kalian hadir ketika Ya’qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya : “Apa yang kalian sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab: “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu: Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya”. (QS. Al-Baqoroh : 132-133)

Nabi Ibrahim dan Nabi Ya’qub yang merupakan nenek moyang Bangsa Arab dan Bani Israil mewasiatkan kepada anak-anak keturunannya dari kalangan para nabi dan rasul serta yang lainnya, agar mereka mengikuti Islam, jangan mengikuti agama kafir dan pagan!

Islam mengajak kepada penyembahan satu Tuhan, namun Kristen mengajak manusia menyembah dua atau tiga tuhan yang mereka sebut dengan “Paham Trinitas”, dengan sebab pengaruh ajaran Paulus yang terpengaruh dengan kerajaan Romawi yang beragama pagan (penyembah berhala).

Bagaimana mungkin tiga dikatakan satu. Sungguh paham Trinitas ini adalah kekafiran!!

Allah -Ta’ala- berfirman dalam menyatakan kafirnya manusia Kristen yang berpaham Trinitas,

لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ ثَالِثُ ثَلَاثَةٍ وَمَا مِنْ إِلَهٍ إِلَّا إِلَهٌ وَاحِدٌ وَإِنْ لَمْ يَنْتَهُوا عَمَّا يَقُولُونَ لَيَمَسَّنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ  [المائدة/73]

“Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: “Sesungguhnya Allah adalah salah satu dari yang tiga”. Padahal sekali-kali tidak ada Tuhan yang benar, selain dari Tuhan yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih”. (QS. Al- Maa’idah : 73)

Nabi Isa saja yang mereka pertuhankan berlepas diri dari Paham  Trinitas yang batil ini!! Allah abadikan pengingkaran beliau atas hal itu dalam firman-Nya,

وَإِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ أَأَنْتَ قُلْتَ لِلنَّاسِ اتَّخِذُونِي وَأُمِّيَ إِلَهَيْنِ مِنْ دُونِ اللَّهِ قَالَ سُبْحَانَكَ مَا يَكُونُ لِي أَنْ أَقُولَ مَا لَيْسَ لِي بِحَقٍّ إِنْ كُنْتُ قُلْتُهُ فَقَدْ عَلِمْتَهُ تَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِي وَلَا أَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِكَ إِنَّكَ أَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ (116) مَا قُلْتُ لَهُمْ إِلَّا مَا أَمَرْتَنِي بِهِ أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ وَكُنْتُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا مَا دُمْتُ فِيهِمْ فَلَمَّا تَوَفَّيْتَنِي كُنْتَ أَنْتَ الرَّقِيبَ عَلَيْهِمْ وَأَنْتَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ (117) [المائدة : 116 ، 117]

“Dan (Ingatlah) ketika Allah berfirman: “Hai Isa putera Maryam, Adakah kamu mengatakan kepada manusia: “Jadikanlah Aku dan ibuku sebagai dua orang tuhan selain Allah?”. Isa menjawab: “Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakannya, maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha mengetahui perkara yang ghaib-ghaib”.  Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka, kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan)nya yaitu: “Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu”, dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkau-lah yang Mengawasi mereka dan Engkau adalah Maha menyaksikan atas segala sesuatu”. (QS. Al-Maa’idah : 116-117)

Al-Imam Al-Hafizh Abul Fidaa’ Isma’il bin Umar bin Katsir Al-Qurosyiy Ad-Dimasyqiy rahimahullah– berkata,

“Ini juga merupakan perkara yang Allah bicarakan bersama hamba dan Rasul-Nya, Isa bin Maryam –alaihis salam- seraya berkata kepadanya pada hari kiamat di depan orang-orang yang menjadikan beliau dan ibunya sebagai dua tuhan dari selain Allah, “Dan (Ingatlah) ketika Allah berfirman: “Hai Isa putera Maryam, Adakah kamu mengatakan kepada manusia: “Jadikanlah Aku dan ibuku sebagai dua orang tuhan dari selain Allah?”. Ini merupakan ancaman, kecaman dan teguran bagi kaum Nashrani (Kristen) di depan makhluk-makhluk”. [Lihat Tafsir Ibni Katsir (3/232)]

Para pemimpin agama kaum Nashrani telah mengutak-atik Injil. Dahulu Injil mengajak kepada tauhid dan memberantas syirik, dan kini berubah total. Akhirnya, mereka mengajak kepada kesyirikan (menduakan Allah) bersama Nabi Isa –alaihis salam-.

Para pemuka agama Kristen –khususnya, Paulus– telah mengubah Injil dengan segala macam silat lidahnya. Tidak mungkin Nabi Isa akan mengajak kepada kesyirikan yang bertentangan dengan prinsip ajaran Islam (yakni, tauhid: mengesakan Allah). Islam yang beliau bawa dan dakwahkan di tengah manusia.

Jawaban Ketiga : Anggaplah bahwa agama Kristen sama dengan Islam (tapi jelas ini salah), maka kita katakan bahwa agama kalian ‘Kristen’ telah dihapus oleh Allah –Azza wa Jalla– dengan datangnya Islam, sehingga semua manusia wajib mengikuti Islam!! Barangsiapa yang mengikuti yang lainnya, maka ia akan sesat, kafir dan tidak diterima agama dan amalannya!!!

Allah –Ta’ala– berfirman,

وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآَخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ  [آل عمران/85]

“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) darinya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi”. (QS. Ali Imraan : 85)

Inilah beberapa buah bantahan bagi Hanny Setiawan, walaupun disana masih banyak sisi yang perlu kami bantah, namun dengan bantahan yang sedikit ini, semoga menjadi nasihat baginya dan bukti bagi kaum muslimin tentang sesatnya pernyataan si Penulis tersebut!! Semoga Allah -Tabaroka wa Ta’ala- memberinya hidayah menuju Islam yang haqq.