Kebiasaan manusia pada umumnya saat ia buang air kecil alias kencing adalah kencing dalam posisi duduk atau jongkok.
Namun ada sebagian keadaan yang menuntut kita untuk melakukan kencing berdiri. Lalu apa hukumnya kencing berdiri bagi seorang muslim?
Pertanyaan seperti ini pernah diajukan dan diutarakan kepada Syaikh Muhammad bin Sholih Al-Utsaimin _rahimahullah_.
Kemudian beliau memberikan jawaban bagi pertanyaan itu seraya berkata,
“الجواب: البول قائماً يجوز بشرطين :
أحداهما: أن يأمن من التلوث بالبول.
الثاني: أن يأمن من أن ينظر أحد إلى عورته.” اهـ من فتاوى أركان الإسلام (ص: 211) (رقم 127)
“Kencing berdiri boleh dengan dua syarat :
Pertama : aman dari ternodai (terpecik) oleh kencingnya.
Kedua : aman dari pandangan seseorang terhadap auratnya.”
Sumber : Fatawa Arkan Al-Islam (hlm. 211) (no. 127)
—————————————————————————–