Sahkah Wudhu’ bagi Wanita yang Berkuteks?

  • Oleh : Al-Ustadz Abdul Qodir Abu Fa’izah hafizhahullah
  • [Pembina Ponpes Al-Ihsan Gowa]
 

Kuteks (cat kuku atau pewarna kuku) adalah pernis yang digunakan pada kuku tangan atau kuku kaki wanita untuk menghias, memperindah, dan melindungi lempeng kuku.

Formula kuteks telah diperbarui berulang kali untuk meningkatkan efek dekoratif dan mengurangi risiko retak atau terkelupas. Kuteks terbuat dari polimer organik dengan campuran berbagai zat aditif.

Mungkin kita sering melihat sebagian wanita menggunakan kuteks sebagai pewarna dan penghias kuku. Lalu apa hukum wudhu’ wanita yang mengunakan kuteks? Karena, kuteks yang tersebar di pasaran membentuk lapisan tebal yang sering kali menghalangi peresapan air pada kuku.

Dalam pertanyaan di atas, ada baiknya kita nukilkan jawaban dari Syaikh Muhammad bin Sholih Al-Utsaimin rahimahullah ketika beliau menjawab pertanyaan serupa.

Beliau rahimahullah berkata,

“ما يسمى ((المناكير)) وهو شيء يوضع في الأظفار____تستعمله المرأة وله قشرة، لا يجوز استعماله للمرأة إذا كانت تصلي لأنه يمنع وصول الماء في الطهارة، وكل شيء يمنع وصول الماء فإنه لا يجوز استعماله للمتوضئ، أو المغتسل، لأن الله يقول: (فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُم) . (المائدة: من الآية6) وهذه المرأة إذا كان على أظافرها مناكير فإنها تمنع وصول الماء فلا يصدق عليها أنها غسلت يدها فتكون قد تركت فريضة من فرائض الوضوء أو الغسل.

وأما من كانت لا تصلي كالحائض فلا حرج عليها إذا استعملته إلا أن يكون هذا الفعل من خصائص نساء الكفار فإنه لا يجوز لما فيه من التشبه بهن.” اهـ من فتاوى أركان الإسلام (ص: 221_222) (رقم : 141)

“Sesuatu yang dinamai dengan “kuteks”, yaitu sesuatu yang diletakkan pada kuku yang digunakan oleh kaum wanita, dan ia memiliki kulit (lapisan).

Kuteks tidak boleh digunakan oleh kaum wanita bila ia hendak sholat. Karena, kuteks itu akan menghalangi sampainya (meresapnya) air saat bersuci (berwudhu’ atau mandi junub). Nah, segala sesuatu yang menghalangi meresapnya air (pada kuku), maka tidak boleh digunakan oleh orang yang hendak berwudhu’ atau orang yang mandi junub. Karena Allah berfirman,

(فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُم) . (المائدة : من الآية 6)

“…maka cucilah wajah kalian dan tangan kalian…” (QS. Al-Maa’idah : 6)

Si wanita ini bila pada kukunya terdapat kuteks, maka kuteks-kuteks itu akan menghalangi peresapan air (pada kuku), sehingga tidak pantas (dikatakan) bahwa ia telah mencuci tangannya, karena ia telah meninggalkan sebuah kewajiban di antara kewajiban-kewajiban wudhu’ atau bersuci.

Adapun bila si wanita tidak sholat, seperti wanita haidh, maka tidak dosa baginya jika ia menggunakannya, hanya saja perbuatan ini termasuk ciri khas wanita-wanita kafir, maka tidak boleh (menggunakannya), karena sesuatu yang ada padanya berupa “tasyabbuh” (sikap menyerupakan diri) dengan para wanita kafir.”

Sumber Fatwa : Fatawa Arkan Al-Islam (hlm. 221-222) (no. 141)

—————————————————————————–