Waktu Bersiwak yang Paling Utama

  • Oleh : Al-Ustadz Abdul Qodir Abu Fa’izah hafizhahullah
  • [Pembina Ponpes Al-Ihsan Gowa]

 

Bersiwak adalah menggosok dan membersihkan gigi dengan kayu arok (أَرَاكٌ) yang banyak tumbuh di Jazirah Arab.

Siwak turun-temurun digunakan sebagai alat dalam membersihkan mulut, dan tentunya pada siwak banyak terdapat manfaat bagi gigi manusia.

Manfaat terbesarnya, siwak merupakan penyebab lahirnya ridho Allah –azza wa jalla- bagi seorang hamba.

Nabi -shallallahu alaihi wa sallam- pernah bersabda :

السِّوَاكَ مَطْهَرَةٌ لِلْفَمِّ مَرْضَاةٌ لِلرَّبِّ

“Siwak membuat bersih mulut dan mendatangkan ridho Allah” [HR. Ibnu Majah (no. 289)][1]

Lalu kapankah bersiwak itu amat dianjurkan?

Hal dijawab oleh Syaikh Muhammad bin Sholih Al-Utsaimin rahimahullah.

الجواب: يتأكد السواك عند القيام من النوم، وأول ما يدخل البيت، وعند الوضوء في المضمضة، وإذا قام للصلاة.

ولا بأس به لمنتظر الصلاة، لكن في حال الخطبة لا يتسوك، لأنه يشغله، إلا أن يكون معه نعاس فيتسوك لطرد النعاس. اهـ من فتاوى أركان الإسلام (ص: 215)

“Ditekankan bersiwak saat bangun tidur, awal masuk rumah, ketika wudhu’ saat berkumur-kumur, dan ketika hendak bangkit melaksanakan sholat. 

Tidak apa-apa bersiwak bagi orang yang menunggu sholat. Namun pada saat khutbah, seseorang tidak boleh bersiwak, karena hal itu akan menyibukkannya (dari memperhatikan khutbah), kecuali pada dirinya ada rasa kantuk, maka (boleh baginya) bersiwak demi menepis kantuk.”

Sumber : Fatawa Arkan Al-Islam (hlm. 215) (no. 133)

[1] Di-hasan-kan oleh Syu’aib Al-Arna’uth dalam ta’liq-nya terhadap Sunan Ibni Majah (1/192) dari Abu Umamah –radhiyallahu anhu-. Hadits ini juga diriwayat oleh An-Nasa’iy dalam Sunan-nya (no. 5) dari A’isyah –radhiyallahu anha-, dan di-shohih-kan oleh Al-Albaniy dalam Shohih At-Targhib (no. 209).

—————————————————————————–